√ Wataawanu Alal Birri Wattaqwa: Tulisan Arab & Terjemahan

Wataawanu Alal Birri Wattaqwa – Wata’awanu alal birri wattaqwa merupakan bagian dari ayat 2 surat Al-Maidah yang mengajarkan tentang pentingnya tolong-menolong dalam berbuat kebajikan dan takwa.

Ayat 2 surat Al-Maidah menyatakan, “Wata’awanu alal birri wattaqwa”, yang berarti “Tolonglah satu sama lain dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” Ayat ini memberikan perintah kepada umat Muslim untuk saling membantu dalam melakukan perbuatan baik dan menjaga ketakwaan.

Perintah tolong-menolong dalam berbuat kebajikan mengandung makna pentingnya kerja sama dan solidaritas antara sesama Muslim. Dalam Islam, saling membantu dan bekerja sama dalam melakukan kebaikan adalah bentuk ibadah yang dianjurkan. Ini mencakup berbagai tindakan positif seperti membantu orang yang membutuhkan, memberikan sedekah, merawat anak yatim, atau melakukan perbuatan baik lainnya yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat.

Selain itu, ayat ini juga menekankan pentingnya menjaga takwa dalam hubungan antar sesama. Takwa mengacu pada ketakwaan seseorang kepada Allah, yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan saling mengingatkan dan memotivasi dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, umat Muslim diharapkan dapat memperkuat dan meningkatkan takwa mereka.

Arti Wataawanu Alal Birri Wattaqwa

Sumber gambar: Akarsari.com

akna dari ‘Wataawanu Alal Birri Wattaqwa’, Surat Al-Maidah Ayat 2, adalah saling membantu dalam kebaikan dan takwa.

Bacaan ‘Wataawanu Alal Birri Wattaqwa’ terdapat dalam Surat Al-Maidah, ayat 2 dari Al-Quran.

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ

Wataawanu Alal Birri Wattaqwa

Artinya:

Marilah kita saling membantu dalam tindakan yang baik dan takwa.

Berikut ini adalah bacaan lengkap Ayat 2 dari Surat Al-Maidah:

Audzubillahi minassyaithonirrojim

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Artinya:

“Marilah kita saling membantu dalam tindakan yang baik dan takwa. Janganlah kita saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan takutilah Allah, sesungguhnya siksa Allah sangatlah berat.”

Allah memerintahkan manusia untuk saling membantu dalam tindakan yang baik dan takwa.

Ayat 2 dari Surat Al-Maidah menjelaskan tentang pentingnya saling membantu dalam melakukan kebaikan dan menjaga takwa, serta melarang saling membantu dalam perbuatan dosa dan permusuhan.

Saling membantu dalam kebaikan dan takwa sangat ditekankan dalam agama Islam.”

Hadits Tolong Menolong

Berikut ini adalah sebuah hadits yang menekankan pentingnya tolong-menolong dalam kebaikan yang sejalan dengan ayat tersebut:

“Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat.

Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Manfaat Tolong Menolong

Tolong-menolong memiliki manfaat yang sangat berharga dalam kehidupan, baik dari segi agama maupun sosial.

Pertama, dengan tolong-menolong dalam kebaikan, kita dapat mendapatkan kelapangan di akhirat. Seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, “Barang siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu kesulitan di dunia, Allah akan melapangkan baginya salah satu kesulitan di hari kiamat.” Dalam hal ini, Allah akan memberikan kemudahan dan kelapangan kepada mereka yang dengan ikhlas membantu sesama mukmin dalam mengatasi kesulitan.

Kedua, tolong-menolong dalam kebaikan juga meringankan penderitaan di dunia dan akhirat. Seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut, “Barang siapa yang meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat.” Ketika kita membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan atau penderitaan, Allah akan mengurangi beban dan kesulitan yang kita hadapi baik di dunia maupun di akhirat.

Selanjutnya, dengan tolong-menolong dalam kebaikan, Allah akan menutupi aib kita di dunia dan akhirat. Hadits tersebut mengajarkan, “Barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” Ketika kita melindungi kehormatan dan menjaga privasi sesama muslim, Allah juga akan melindungi kita dari kejahatan dan keburukan yang bisa merusak reputasi dan martabat kita.

Terakhir, tolong-menolong dalam kebaikan juga membawa pertolongan dari Allah. Seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, “Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” Ketika kita mengulurkan tangan bantuan kepada sesama dengan niat tulus, Allah akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita dalam segala hal yang kita butuhkan.

Oleh karena itu, kesetaraan, kebersamaan, tolong-menolong, dan toleransi harus menjadi sifat yang melekat pada diri manusia agar setiap individu siap untuk berbagi kebaikan. Dalam Islam, kita diajak untuk saling memberi manfaat dan bantuan. Sebagaimana diingatkan dalam Al-Quran, Surat Al-Maidah ayat 2, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.”

Dalam menjalani kehidupan, mari kita selalu mengingatkan satu sama lain akan pentingnya tolong-menolong dalam kebaikan dan menjauhi perbuatan dosa serta permusuhan. Dengan demikian, kita akan menciptakan masyarakat yang harmonis, penuh kasih sayang, dan damai sesuai dengan ajaran agama.

Surat Al Maidah ayat 2

Surat Al Maidah ayat 2 selengkapnya
Arab latin dan artinya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْاۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tuḥillū sya‘ā’irallāhi wa lasy-syahral-ḥarāma wa lal-hadya wa lal-qalā’ida wa lā āmmīnal-baital-ḥarāma yabtagūna faḍlam mir rabbihim wa riḍwānā(n), wa iżā ḥalaltum faṣṭādū, wa lā yajrimannakum syana’ānu qaumin an ṣaddūkum ‘anil- asjidil-ḥarāmi an ta‘tadū, wa ta‘āwanū ‘alal-birri wat-taqwā, wa lā ta‘āwanū ‘alal-iṡmi wal-‘udwān(i), wattaqullāh(a), innallāha syadīdul-‘iqāb(i). (QS. Al Maidah: 2)

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar).
Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka).

Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS. Al Maidah: 2)

Baca juga: Alhamdulillah wa Syukurillah: Tulisan Arab & Terjemahan.

Asbabun Nuzul Surat Al Maidah Ayat 2

Dikutip dari buku Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul oleh Jalal al-Din al-Suyuti, Surat Al Maidah ayat 2 turun sebagai respon dari Allah terhadap suatu peristiwa yang sedang terjadi.

Pada saat Rasulullah SAW dan para sahabat berada di Hudaibiyah, mereka dicegah oleh kaum kafir Quraisy untuk pergi ke Baitullah. Kemudian, ada sekelompok orang musyrik dari Timur yang ingin melakukan umrah ke Baitullah. Para sahabat Nabi SAW berkata, “Mari kita menghalangi mereka (orang musyrik dari Timur) sebagaimana mereka (kaum kafir Quraisy) menghalangi kita untuk pergi ke Baitullah.”

Ayat tersebut diturunkan untuk menegaskan bahwa para sahabat tidak diizinkan membalas dengan kebencian semata seperti yang dilaporkan di laman dream.co.id.

Isi dari Surat Al Maidah ayat 2

  • Surat Al Maidah ayat 2 mengajarkan kepada umat Islam bahwa kebaikan yang dilakukan bersama akan memiliki dampak yang lebih besar. Pekerjaan yang dilakukan secara kolektif memiliki semangat kebersamaan yang kuat, sehingga dampaknya dapat menyebar dengan cepat.
  • Surat Al Maidah ayat 2 juga menegaskan bahwa saling membantu merupakan pondasi dalam membangun hubungan yang harmonis antar masyarakat. Tolong-menolong mencerminkan segala perilaku yang memberikan manfaat kepada orang lain. Artinya, kita saling membantu untuk meringankan beban orang lain melalui tindakan nyata.
  • Surat Al Maidah ayat 2 di atas menekankan bahwa dalam Islam, saling membantu yang diperbolehkan adalah membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Membantu dalam perbuatan jahat dan keburukan tidak diperbolehkan dalam Islam.
  • Islam mengajarkan bahwa kemarahan dan kebencian adalah hak mutlak setiap individu, namun ajaran tersebut juga menuntut agar kemarahan dan kebencian tersebut tidak mengarah pada perlakuan zalim atau penindasan terhadap orang lain.
  • Dengan tidak membalas kejahatan yang dilakukan orang lain, sama halnya dengan menutupi kesalahan orang lain. Sejatinya, ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW mengajarkan agar setiap individu saling membantu dalam kebaikan, bukan dalam keburukan, dan menutupi kesalahan orang lain, bukan menyebarkannya.
  • Hal yang sama berlaku dalam konteks kemanusiaan, membantu adalah respons seseorang yang muncul dari dorongan hati. Karena dalam diri manusia terdapat rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.

Baca juga: Lirik Inna Fil Jannati: Tafsir & Hikmah yang Terkandung.

Kesimpulan

Dalam ajaran Islam, prinsip “Wataawanu ‘alal birri wattaqwa” menjadi pijakan penting dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Prinsip ini mendorong saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Melalui konsep ini, umat Islam diajak untuk menjalin kerjasama yang erat dan saling membantu dalam berbagai aspek kehidupan.

Taat dan berbakti kepada Allah serta menjalankan perintah-Nya yang baik adalah bagian dari “birr” (kebaikan). Berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam merupakan bentuk konkret dari “taqwa” (ketakwaan). Dalam prinsip “Wataawanu ‘alal birri wattaqwa”, umat Muslim diajak untuk saling mendukung dan menguatkan dalam upaya mencapai kebaikan dan menjaga ketakwaan.

Saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan dapat terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan, menyebarkan ilmu yang bermanfaat, hingga mendorong dan memotivasi satu sama lain untuk terus berbuat baik. Dalam prinsip ini, solidaritas umat Muslim menjadi pondasi yang kuat, menjadikan mereka sebagai komunitas yang harmonis dan saling menguatkan.

Dengan menerapkan prinsip “Wataawanu ‘alal birri wattaqwa” dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim dapat menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, saling menghormati, dan saling mendukung. Kehadiran prinsip ini menjadi landasan yang kuat dalam membangun kerukunan dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat.

Sebagai umat Muslim, mari kita terus memperkuat ikatan persaudaraan dan saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dengan bergandengan tangan, kita dapat meraih keberkahan dan kesuksesan bersama serta menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi kita semua.

Terima kasih telah membaca artikel dari biayapesantren.id