√ Lillahi Taala: Tulisan Arab & Terjemahan

Lillahi Taala – Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tak terhindarkan dari beberapa kata-kata dalam bahasa Arab yang sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu contohnya adalah ungkapan “Hasbunallah Wanikmal Wakil” yang sering diucapkan dalam dzikir.

Namun tahukah Anda bahwa ada juga bacaan yang sangat baik maknanya, tetapi tidak diucapkan secara lisan, melainkan dibaca dalam hati, salah satunya adalah “Lillahi Ta’ala”. Apa sebenarnya arti dari “Lillahi Ta’ala”? Berikut ini adalah maknanya beserta tulisannya dalam bahasa Arab.

Lillahi Ta’ala Arab dan Artinya

Sumber gambar: Freedomsiana

Lillahi Ta’ala merupakan frase yang berasal dari bahasa Arab dan sering ditemukan dalam Al-Qur’an. Lillahi Ta’ala, atau dalam bahasa Arab (لله تعالى), memiliki arti “karena Allah Ta’ala”. Frase ini sering muncul dalam beberapa niat bacaan dalam agama Islam.

Kalimat Lillahi Ta’ala seringkali diucapkan dan dibaca dalam setiap ibadah dalam agama Islam, karena memiliki makna yang sangat indah dan sangat baik untuk digunakan saat memulai suatu hal.

Makna Lillahi Ta’ala

Lillahi Ta’ala memiliki makna yang lebih panjang, yaitu “Semata-mata hanya karena melaksanakan perintah Allah Yang Maha Tinggi”. Kalimat ini tidak hanya sekadar diucapkan, tetapi seharusnya dijadikan prinsip dan panduan hidup bagi setiap hamba kepada Allah Swt.

Kalimat ini sering muncul dalam bacaan shalat, zakat, puasa, haji, dan amalan-amalan lainnya, baik yang bersifat wajib maupun sunnah. Biasanya kalimat Lillahi Ta’ala dibaca atau diucapkan ketika akan melakukan sebuah tindakan ibadah pada awalnya atau sebelum melaksanakan ibadah tersebut, karena bacaan ini merupakan sebuah niat.

Lillahi Ta’ala merupakan akhiran dari niat, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw:

“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang memperoleh menurut apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin didapatkannya, atau wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ditujunya.“ (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i).

Ibnul Mubarak rahimahullah pernah mengatakan,

رب عمل صغير تعظمه النية، ورب عمل كبير تصغره النية

Artinya: “Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena sebab niat. Dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil (pahalanya) karena sebab niat.” (Al Ikhlas wan Niyyah).

Baca juga: Astaghfirullah Wa Atubu Ilaih: Tulisan Arab & Terjemahan.

Apa itu Niat?

Secara etimologi, kata “niat” berasal dari bahasa Arab القصدُ yang berarti keinginan atau tujuan. Secara terminologi, niat merujuk pada keinginan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Niat itu sendiri tidak diucapkan dengan kata-kata, melainkan berasal dari dalam hati.

Niat dalam diri seseorang memiliki dua fungsi utama. Pertama, niat membantu membedakan antara ibadah dan rutinitas sehari-hari (membedakan tujuan di balik suatu perbuatan). Kedua, niat membantu membedakan antara satu ibadah dengan ibadah yang lain. Yang paling penting adalah bahwa pahala dari suatu perbuatan sesuai dengan kadar niat yang ikhlas.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Keutamaan Berniat

Dalam buku yang sama dijelaskan beberapa keutamaan niat yang sangat penting. Pertama, niat memiliki kedudukan yang sama seperti kedudukan roh bagi tubuh. Hal ini disebabkan karena perbuatan tanpa niat sama saja dengan tubuh tanpa roh. Artinya, niatlah yang memberikan makna dan tujuan pada setiap perbuatan yang dilakukan.

Kedua, niat berfungsi sebagai pembeda antara ibadah, adat, dan tingkatan ibadah. Dengan adanya niat, kita dapat membedakan antara tindakan yang dilakukan untuk tujuan ibadah kepada Allah SWT, tindakan yang dilakukan sebagai kebiasaan atau adat, serta tingkatan ibadah yang berbeda dalam agama kita.

Selanjutnya, orang yang memiliki niat untuk melaksanakan kebaikan akan mendapatkan balasan dari Allah SWT meskipun belum melaksanakannya. Hal ini menunjukkan betapa besar keberkahan dan penghargaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang ikhlas dan berniat baik.

Niat juga memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah kegiatan sehari-hari yang sejatinya biasa, seperti makan, minum, bekerja, belajar, dan sebagainya, menjadi amal yang memiliki keberkahan dan keabadian. Dengan adanya niat yang tulus dan ikhlas, setiap tindakan tersebut dapat menjadi sarana untuk mendapatkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Lebih dari itu, niat memiliki peran penting dalam mendidik jiwa agar selalu sadar dan penuh kesadaran. Dalam proses didikan ini, niat membantu menyembuhkan penyakit lalai dan mendorong tumbuhnya sifat ikhlas dalam beramal kepada Allah SWT. Dengan memiliki niat yang benar, kita dapat mengarahkan hati dan pikiran kita secara konsisten menuju kebaikan dan keikhlasan.

Dengan demikian, niat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Ia menjadi landasan dan motivasi dalam setiap perbuatan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memperhatikan dan menyempurnakan niat kita dalam menjalankan segala amal ibadah dan kebaikan dalam hidup kita.

Baca juga: Summum Bukmum Umyum Fahum Layarjiun: Arab & Terjemahan.

Kesimpulan

Demikianlah makna dari “Lillahi Ta’ala” beserta penjelasan terkait lainnya yang berkaitan dengan kalimat dalam bahasa Arab tersebut. Artikel dari biayapesantren.id kali ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang apa sebenarnya arti dari “Lillahi Ta’ala” dan semoga bermanfaat.