Tulisan Allahu Akbar – Allahu Akbar adalah ungkapan takbir yang digunakan dalam ibadah-ibadah sakral umat Islam. Ungkapan Allahu Akbar ini merupakan seruan yang dinyatakan oleh umat Muslim sebagai bentuk pengagungan terhadap nama Allah SWT. Mengetahui tulisan dan cara membaca Allahu Akbar adalah kewajiban, karena hal ini akan memengaruhi validitas dari ibadah-ibadah wajib yang mencakup komponen takbir dalam rukunnya. Sebagai contoh, takbiratulihram dalam salat. Jika takbiratulihram tidak diucapkan dengan benar, maka salat tersebut tidak sah.
Allahu Akbar Ditinjau Dari Segi Ilmu Nahwu
Apabila kita mengkaji dalam perspektif Ilmu Nahwu, Allahu Akbar merupakan bentuk susunan Mubtada’ dan Khabar. Jika Anda pernah terlibat dalam lingkungan pesantren, istilah Mubtada’ dan Khabar pasti tidak asing lagi bagi Anda.
Mubtada’ adalah kata benda yang diposisikan dalam bentuk Rafa’, yang tidak memiliki kata kerja pengiring atau penengah. Sementara itu, Amil Nawasikh sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu اِنَّ وَاَخَوَاتُهَا (inna wa akhawatuhā), كَانَ وَاَخَوَاتُهَا (kāna wa akhawatuhā), dan ظَنَّ وَاَخَوَاتُهَا (zhanna wa akhawatuhā). Tentu saja, kami tidak akan memperluas penjelasannya di sini karena hal tersebut bukanlah substansi dari pembahasan ini.
Sedangkan Khabar adalah kata benda yang berfungsi untuk menjelaskan Mubtada’. Menurut versi Jurumiyah, Khabar adalah kata benda yang digunakan sebagai pendukung bagi Mubtada’. Artinya, setiap kali ada Mubtada’, pasti ada Khabar yang mengikutinya.
Tulisan Allahu Akbar yang Benar
Tulisan kalimat “Allahu Akbar” dalam bahasa Arab yang benar adalah اَللهُ أَكْبَرُ yang memiliki arti “Allah Maha Besar”. Mengapa pada akhir lafaznya harus dibaca dengan Dhamah? Tentu ada alasan di baliknya!
Penggunaan harakat pada lafaz “Allahu Akbar” tidak dilakukan secara sembarangan. Hal ini didasarkan pada tata bahasa Arab yang benar. Artinya, perubahan kecil, baik itu pada harakat maupun hurufnya, akan mempengaruhi makna kalimat tersebut.
Lafaz “Allah” (اَللَّٰهُ) dibaca dengan Dhamah pada huruf terakhirnya karena kedudukannya sebagai Mubtada’. Ketika Mubtada’ tidak dipengaruhi oleh Amil Nawasikh, maka wajib bagi kita untuk membacanya dalam bentuk Rafa’, karena Mubtada’ termasuk dalam tujuh jenis Isim yang dibaca Rafa’.
Sedangkan lafaz “Akbaru” (أَكْبَرُ) dibaca dengan Dhamah pada huruf terakhirnya karena kedudukannya sebagai Khabar yang berupa Na’at (sifat). Sifat harus selalu mengikuti apa yang disifati. Ketika kata benda yang disifati dibaca dengan “A”, maka sifatnya pun harus dibaca dengan “A”.
Hal yang sama berlaku pada kalimat “اَللَّٰهُ أَكْبَرُ”. Lafaz “اَللَّٰهُ” adalah objek yang disifati, sedangkan “أَكْبَرُ” adalah sifat-Nya (Allah adalah objek yang disifati, sedangkan Maha Besar adalah sifat-Nya). Oleh karena itu, ketika lafaz “اَللَّٰهُ” dibaca dengan Dhamah, maka “أَكْبَرُ” juga harus dibaca dengan Dhamah.
Apakah Sepenting Itu Mengucapkan Allahu Akbar Dengan Benar?
Lalu pertanyaannya, apakah begitu pentingnya mengucapkan Allahu Akbar dengan baik dan benar? Dan apa dampaknya ketika seseorang mengucapkannya dengan bacaan atau ucapan yang keliru?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bacaan takbir (Allahu Akbar) merupakan komponen yang sangat penting dalam beberapa ibadah. Misalnya, digunakan dalam salat (takbiratulihram), saat kelahiran atau kematian (azan dan iqamah), sebagai penanda waktu sebelum salat (azan dan iqamah), serta saat menyembelih hewan kurban (bismillah Allahu Akbar).
Ketika seseorang mengucapkan Allahu Akbar dengan bacaan atau ucapan yang keliru, hal ini dapat memiliki dampak yang serius. Salah satu dampaknya adalah berkaitan dengan kekufuran, dan tentunya kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.
Dalam agama Islam, mengucapkan Allahu Akbar dengan benar adalah penting karena Allah adalah Tuhan yang Maha Besar dan kita sebagai hamba-Nya harus mengagungkan-Nya dengan penuh rasa hormat dan ketaatan. Salah pengucapan takbir dapat mengubah makna dan mempengaruhi keabsahan dari ibadah yang melibatkan takbir tersebut.
Selain itu, kesalahan dalam mengucapkan takbir juga dapat merusak tata cara ibadah dan merugikan diri sendiri serta orang lain yang terlibat dalam ibadah tersebut. Ketika takbir diucapkan dengan cara yang keliru, hal ini dapat menyebabkan terganggunya khushu’ (khusyuk) dalam beribadah, mengurangi nilai keikhlasan, dan bahkan dapat mempengaruhi keabsahan ibadah itu sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mempelajari dan memahami dengan baik bacaan takbir yang benar serta melatih diri untuk mengucapkannya dengan tepat dan khushu’. Dengan melakukan hal ini, kita dapat memastikan bahwa ibadah yang kita lakukan dilakukan dengan tata cara yang benar dan mendapatkan berkah serta ridha dari Allah.
Beberapa Kesalahan tulisan Allahu Akbar atau Saat Takbir
Ada beberapa kesalahan yang perlu dihindari dalam penulisan Allahu Akbar atau saat takbir:
- Mengganti Allahu Akbar dengan bahasa non-Arab, seperti “Allah Maha Besar”. Ini akan membuat salat menjadi tidak sah.
- Membalikkan tulisan Allahu Akbar menjadi Akbarullah (اَكْبَرُاللهُ) adalah kesalahan dalam penulisan yang tidak benar.
- Tidak membaca Hamzah pada lafaz Allah (Jalalah), sehingga menjadi (للهُ اَكْبَرُ), juga merupakan kesalahan dalam bacaan yang tidak sesuai dengan tata bahasa yang benar.
- Membaca panjang Hamzah pada lafaz Jalalah (آللهُ اَكْبَرُ) juga tidak benar dalam bacaan takbir.
- Membaca Kasrah pada lafaz Akbar, sehingga menjadi (اَللهُ اِكْبَرُ). Lafaz Ikbar (اِكْبَرُ) sebenarnya merupakan sinonim dari kata “haid” (datang bulan). Jika seseorang dengan sengaja mengucapkan takbir tersebut, maka itu dianggap sebagai kekufuran.
- Membaca Hamzah dengan Fathah, sedangkan huruf Ba’ pada akhir kata dibaca panjang (اَللهُ اَكْبَارُ). Hal ini akan mempengaruhi artinya, yang seharusnya adalah Akbar (Maha Besar), bukan Akbaar (Drum yang besar).
- Membaca Fathah pada lafaz Lam Jalalah (اَللهَ اَكْبَرُ) bertentangan dengan tata bahasa yang berlaku, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
- Membaca pendek pada Lam Jalalah (اَللَّهُ اَكْبَرُ) juga salah. Tulisan ini banyak ditemukan di media-media online, padahal perubahan harakat pada Lam Jalalah akan mengubah artinya.
- Ketika mengucapkan Allahu Akbar, tidak boleh ada jeda lama antara Allah dan akbarnya (Allah —- Akbar).
- Membaca Tasydid pada huruf Ba’ (اَللهُ اَكْبَّرُ) sering kali dilakukan oleh imam-imam yang terlalu khusyuk, namun hal ini tidak benar.
- Mengganti huruf Kaf dengan Hamzah Sukun, sehingga menjadi (اَللهُ اَاْبَرُ) juga merupakan kesalahan dalam bacaan takbir.
- Mengganti Hamzah pada Jalalah dengan Wawu (وَاللهُ اَكْبَرُ) juga tidak sesuai dengan tata bahasa yang benar.
- Mengganti Lam pada lafaz Jalalah dengan huruf Wawu (اَوْوَاهُ اَكْبَرُ) sering kali dilakukan, terutama oleh anak-anak, ketika melafalkan azan dan iqamah, namun hal ini tidak benar.
- Mengganti Wawu pada awal Jalalah (اَوْلَهُ اَكْبَرُ) sering kali diucapkan ketika takbiran pada hari raya.
Memahami bacaan dan penulisan takbir sangat penting dan harus diperhatikan agar tidak terjadi kebingungan dalam maknanya. Bacaan takbir yang benar adalah seperti yang lazim dilafalkan oleh para ulama, yaitu اَللَّٰهُ أَكْبَرُ. Tidak perlu menggantinya atau memodifikasinya, karena susunannya sudah benar dan sah.
Dalam salat, pengucapan takbir harus sesuai dengan contoh yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. (اَللهُ أَكْبَرُ). Syekh Ibrahim Al-Bajuri berkata dalam kitabnya, “Dalam takbiratulihram, jika terjadi salah satu kesalahan, maka salatnya menjadi tidak sah.” Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui bacaan dan penulisan takbir (Allahu Akbar) yang benar. Semoga informasi ini bermanfaat. Wallahu A’lam.
Baca juga: Qodarullah Wa Maa Syaa a Faala: Tulisan Arab & Terjemahan.
Kesimpulan
Perlu diingat betapa pentingnya penulisan dan pengucapan yang benar dari takbir Allahu Akbar. Takbir ini memiliki makna yang mendalam dalam ibadah-ibadah sakral umat Islam dan menjadi bagian integral dari pelaksanaan salat, azan, iqamah, serta momen-momen penting lainnya.
Kesalahan dalam penulisan dan pengucapan takbir dapat berdampak serius, baik dalam keabsahan ibadah maupun pemahaman makna yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, perlu memperhatikan tata bahasa Arab dan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Mengetahui tulisan dan bacaan Allahu Akbar yang benar adalah tanggung jawab setiap Muslim. Hal ini akan memastikan bahwa ibadah kita diterima oleh Allah Swt. dan kita dapat merasakan kehadiran-Nya dengan lebih mendalam.
Marilah kita bersama-sama mempelajari dan memperbaiki penulisan dan pengucapan takbir Allahu Akbar, agar kita dapat menghadirkan kekhusyukan dalam ibadah dan meraih keberkahan-Nya. Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya Allahu Akbar dalam kehidupan kita sebagai umat Muslim. Wallahu a’lam bish-shawab.
Demikianlah artikel dari biayapesantren.id semoga bermanfaat.