√ Robbisrohli Sodri: Tulisan Arab & Terjemahan

Robbisrohli Sodri – Robbisrohli sodri adalah bacaan yang berasal dari perkataan Nabi Musa alaihis salam saat diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah kepada Fir’aun. Ayat ini dapat ditemukan dalam Al-Quran, terletak pada surat Thaha ayat 25-28.

Di zaman kita saat ini, sering kali kita mendengar bacaan ini, terutama ketika seorang penceramah memulai khutbahnya.

Berikut ini akan kita bahas secara lengkap, mulai dari tulisan Arab, artinya, dan penjelasannya. Mari simak hingga selesai.

Seputar Surat Thaha ayat 25-28

Setelah Allah Ta’ala memberikan wahyu kepada Nabi Musa alaihis salam, Dia memerintahkan beliau untuk berdakwah kepada Fir’aun. Allah Ta’ala berfirman:

اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى

“Pergilah (wahai Musa) kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah berbuat melampaui batas.” [Qs. Thaha (20) ayat 24]

Seperti yang kita ketahui, Fir’aun adalah salah satu raja yang melampaui batas dalam kekafiran. Ia melakukan banyak kejahatan, menindas orang-orang lemah, membunuh rakyatnya, dan bahkan mengklaim dirinya sebagai tuhan.

Nabi Musa alaihis salam menyadari bahwa tugas yang Allah berikan kepadanya bukanlah tugas yang mudah. Ketika tidak ada seorang pun di Mesir yang berani menentang Fir’aun, justru Fir’aun menjadi sasaran utama dakwah beliau.

Oleh karena itu, Nabi Musa alaihis salam memohon kepada Allah Ta’ala agar senantiasa diberikan kemudahan dengan membaca doa yang akan kita bahas berikut ini.

Robbisrohli Sodri Wayassirli Amri dan Artinya

Sumber gambar: Kumparan

“Robbisrohli sodri” adalah sebuah kalimat dalam bahasa Arab. Kalimat ini dapat kita baca untuk memohon kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, selain doa “Allahumma yassir”.

Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Tulisan Arab

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي. وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي. يَفْقَهُوا قَوْلِي

Bacaan Latin

Robbisrohli sodri wayassirli amri wahlul uqdatam millisani yafqohu qouli

Teks Arti / Terjemah

Wahai Pemeliharaku, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku, dan lepaskan ikatan dari lidahku agar mereka memahami ucapanku.

Doa ini merupakan bacaan yang diucapkan oleh Nabi Musa alaihis salam ketika beliau menghadapi kesulitan, khususnya dalam menghadapi Fir’aun.

Maksud Doa Nabi Musa

Dalam kitab tafsirnya [1/504], Syaikh As-Sa’di menjelaskan ayat-ayat tersebut dengan terjemahan sebagai berikut:

{Wahai Pemeliharaku, lapangkan dadaku} Maksudnya, luaskan dan lapangkan dia agar aku dapat menanggung gangguan ucapan maupun tindakan. Supaya hatiku tidak keruh karena itu dan dadaku tidak menjadi sempit. Karena sesungguhnya jika dada telah menjadi sempit, pemiliknya tidak akan mampu menunjuki seorang makluk dan berdakwah kepada mereka.

Allah taala berkalam kepada nabi-Nya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam {Maka karena rahmat dari Allah-lah engkau dapat berlemah lembut kepada mereka. Kalau saja engkau bersikap keras lagi berhati kasar, pastilah mereka menjauh dari sekelilingmu}.

Semoga saja para makhluk mampu menerima kebenaran bersama dengan sikap lembut, hati yang luas, dan kefasihan beliau dalam berinteraksi dengan mereka.

“Mudahkan urusanku” maksudnya adalah, mudahkan setiap perkara yang aku hadapi dan setiap jalan yang aku tempuh di jalan-Mu. Mudahkanlah bagiku setiap hal yang ada di depanku, termasuk menghadapi kesulitan-kesulitan.

Salah satu bentuk kemudahan dalam urusan adalah seorang dai menjadi mudah untuk menghadapi setiap perkara dengan pendekatan yang sesuai, mampu berkomunikasi dengan setiap orang menggunakan bahasa yang tepat, dan menyampaikan dakwah dengan cara yang dapat diterima oleh pendengarnya.

“Dan lepaskan ikatan dari lidahku agar mereka memahami ucapanku” Lidah beliau terkadang mengalami kekakuan sehingga ucapan beliau sulit dipahami, sebagaimana dijelaskan oleh para ahli tafsir. Allah Ta’ala juga berfirman tentang beliau, “Dan saudaraku, yaitu Harun, dia lebih fasih lisannya dariku.”

Maka, beliau memohon kepada Allah agar ikatan pada lidahnya dilepaskan, sehingga mereka dapat memahami apa yang beliau sampaikan. Dengan demikian, tujuan yang diinginkan dalam berbicara, menjawab, dan menjelaskan makna dapat tercapai dengan sempurna.

Kisah Tugas Nabi Musa AS Berdakwah Kepada Firaun

Surat At-Thaha ayat 25-28 menceritakan perintah Allah kepada Nabi Musa AS untuk berdakwah kepada Fir’aun. Fir’aun adalah salah satu raja yang telah melampaui batas dalam kekafiran dan menindas rakyatnya. Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk berbicara dengan Fir’aun dengan ucapan yang lemah lembut, agar Fir’aun mungkin menerima kebenaran dan membebaskan Bani Israel dari penindasannya.

Dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman:

اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى

“Pergilah (wahai Musa) kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah berbuat melampaui batas.” [Qs. Thaha (20) ayat 24]

Fir’aun merupakan salah satu raja yang paling kafir dan zalim pada masa kenabian. Ia melakukan banyak kejahatan, menindas orang-orang lemah, bahkan mengklaim dirinya sebagai tuhan.

Ketika Nabi Musa AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada Fir’aun, beliau sadar bahwa tugas ini tidaklah mudah. Pada saat itu, tidak ada seorang pun di Mesir yang berani melawan Fir’aun.

Oleh karena itu, Nabi Musa AS memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dan kelancaran dengan mengucapkan doa “Robbisrohli sodri”. Doa ini merupakan ungkapan kerendahan hati dan permohonan pertolongan kepada Allah dalam menjalankan tugas berat tersebut.

Dengan memohon kepada Allah untuk memudahkan urusan dan melapangkan dada, Nabi Musa AS menyadari bahwa keberhasilan dalam berdakwah hanya akan datang dari Allah. Ia menyadari bahwa kekuatan dan kemampuan datang dari-Nya.

Doa “Robbisrohli sodri” mengandung pesan yang penting bagi kita sebagai umat Muslim. Ketika menghadapi tantangan dan tugas yang berat, kita perlu menyadari bahwa hanya dengan pertolongan dan kemudahan dari Allah, kita dapat berhasil.

Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari doa Nabi Musa AS ini dan senantiasa memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan, kelancaran, dan keberkahan dalam menjalankan segala tugas dan ujian hidup.

Doa Nabi Musa AS lainnya

Selain petunjuk doa yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula beberapa doa yang diucapkan oleh nabi Musa AS, yang dapat diungkapkan oleh umat muslim. Sebagai utusan Allah SWT yang diutus untuk membimbing umat manusia keluar dari kepercayaan pada berhala, terdapat banyak kisah inspiratif dari kehidupan nabi Musa AS yang patut kita teladani.

Kisah-kisah nabi Musa AS sangat terkenal, mulai dari menyampaikan dakwah kepada raja yang zalim, Fir’aun, hingga peristiwa membelahnya lautan. Terdapat banyak nilai-nilai teladan dan keimanan yang dapat kita pelajari dari kisah penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh nabi Musa AS.

Berikut ini adalah beberapa doa dari nabi Musa AS yang dapat kita amalkan, semuanya terdapat dalam berbagai surat dalam kitab suci Al-Quran.

1. Doa Nabi Musa AS Agar Terhindar dari Fitnah

Alallohi tawakkalnaa, robbanaa laa tajalnaa fitnatal lil-qoumish-shoolomiin wa najjinaa birohmatika minal-qoumil-kaafiriin.

Artinya: “Kepada Allah lah kami bertawakal. Ta Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum dholim dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir,” (QS. Yunus: 56-66).

2. Doa Nabi Musa AS untuk Memohon Kebaikan

Robbi innii limaaa ansalta ilayya min khoirin faqiir.

Artinya: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku,” (QS. Al-Qashash: 24).

3. Doa Nabi Musa AS untuk Memohon Ampunan

Robbi innii sholamtu nafsii faghir lii faghofaro lah, innahuu huwal-ghofuurur-rohiim.

Artinya: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang,” (QS. Al-Qashas: 16).

4. Doa Nabi Musa AS untuk Memohon Petunjuk

Robbi najjinii minal qoumish-shoolimin. Asaa robiii ayyahdiyanii sawaaa, as-sabiil.

Artinya: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang dzolim itu. Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar,” (QS. Al-Qashas: 21-22).

Khasiat Mengamalkan Doa Ketika dalam Kesulitan

Setelah membaca penjelasan di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa dari doa tersebut, ada 3 hal yang dapat kita mohonkan kepada Allah:

  1. Memohon agar Allah menghilangkan segala kesulitan dan ketegangan yang ada dalam hati kita.
  2. Memohon agar Allah menghilangkan segala kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup.
  3. Memohon agar kata-kata yang kita ucapkan mudah dipahami oleh pendengar.

Doa ini merupakan wujud dari keserahan kita kepada Allah, menyadari bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan sangat bergantung kepada-Nya dalam menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi.

Tidak ada batasan waktu khusus untuk membaca doa ini. Kita dapat membacanya setelah shalat, saat belajar, ketika akan menghadapi situasi penting seperti wawancara atau ujian, saat berdakwah, atau bahkan saat akan memberikan pidato.

Dengan membaca doa ini, kita menyampaikan kebutuhan dan harapan kita kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, dan meyakini bahwa Allah lah yang mampu mengatasi segala kesulitan yang kita hadapi.

Baca juga: Allahu Akbar Kabiro Walhamdulillahi Katsiro: Arab & Terjemahan.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan yang biayapesantren.id sampaikan mengenai doa Nabi Musa alaihis salam, “Robbisrohli sodri,” beserta tulisan Arab dan artinya, serta penjelasan terkait. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi kita semua dalam memahami doa ini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam.