Allahu Akbar Kabiro Walhamdulillahi Katsiro – Berikut ini adalah teks bacaan “Allahu Akbar Kabiro Walhamdulillahi Katsiro” dalam tulisan Arab, Latin, dan artinya:
الله أكبر كبيرًا والحمد لله كثيرًا وسبحان الله بكرةً وأصيلاً، إني وجهت وجهي للذي فطر السماوات والأرض حنيفًا مسلمًا وما أنا من المشركين، إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين، لا شريك له وبذلك أمرت وأنا من المسلمين.
Latin:
Allaahu akbar kabiiroo walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa ashiilaa, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiina. Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya:
“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan kepatuhan yang tulus dan sebagai seorang Muslim yang tunduk kepada-Nya, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku adalah semata-mata untuk Allah, Tuhan semesta alam, yang tidak memiliki sekutu. Dengan cara ini aku diperintahkan, dan aku termasuk di antara orang-orang Muslim.”
Bacaan ini mengandung makna pengagungan terhadap Allah dengan kebesaran-Nya dan pujian yang banyak. Selain itu, bacaan ini juga mencerminkan kesucian Allah pada waktu pagi dan petang. Dalam bacaan ini, kita menyatakan ketundukan kita kepada Allah sebagai Pencipta langit dan bumi serta menyatakan bahwa kita adalah orang Muslim yang tidak menyekutukan-Nya.
Bacaan ini juga mengungkapkan bahwa seluruh ibadah kita, kehidupan, dan kematian kita adalah semata-mata untuk Allah, Tuhan semesta alam, yang tidak memiliki sekutu. Dengan mengetahui dan memahami bacaan ini, kita dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan mengokohkan keimanan kita sebagai seorang Muslim.
Allahu Akbar Kabiro: Doa Iftitah / Istiftah dalam Sholat
Salah satu doa yang sering dibaca dalam sholat adalah “Bacaan Allahu Akbar Kabiiro walhamdulillahi katsiro.” Doa ini biasanya dibaca setelah takbirotul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Bacaan “Allahu Akbar Kabiiro walhamdulillahi katsiro” merupakan hasil penggabungan dari beberapa bentuk takbiratul ihram.
Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Kitab Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa terdapat beberapa bentuk bacaan takbiratul ihram berdasarkan hadis-hadis yang ada. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, wajahtu wajhiya..
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفاً مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Artinya, “Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (Orang-orang yang berserah diri).”
Kedua, Alhamdulillahi hamdan katsiiro..
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ
Artinya, “segala puji bagi Allah dengan sebenarnya pujian, yang banyak, baik, serta diberkahi di dalamya.”
Ketiga, Allahu akbar kabiiro..
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا
Artinya, “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.”
Keempat, allahumma ba’id bainiy..
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ غَسِّلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
Artinya, “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.”
Kelima, allahumma antal maliku..
اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعاً فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ وَاهْدِنِيْ لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ، لَا يَهْدِيْ لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِيْ يَدَّيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
Artinya, “Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau.”
“Dan palingkan/jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Membaca doa iftitah dalam sholat termasuk dalam sunnah. Dan sunnah ini dapat terpenuhi dengan membaca salah satu dari doa iftitah yang telah disebutkan di atas. Namun, yang lebih utama adalah membacanya secara keseluruhan bagi mereka yang melaksanakan sholat secara sendiri atau bagi imam yang jamaahnya bersedia untuk sholat dengan durasi yang lebih lama. Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Kitab Nihayuz Zain menyatakan:
وبأيها افتتح حصلت السنة ويسنّ الجمع بينها لمنفرد وإمام قوم محصورين راضين بالتطويل
“Sunnah bisa tercapai dengan memabaca doa iftitah yang mana saja. Dan disunnahkan untuk membaca semua bagi orang yang shalat sendirian dan yang menjadi imamnya kaum yang terhitung jumlahnya serta rela shalatnya lama.” (Nihayatuz Zain, hal 62)
Keutamaan Doa Iftitah Secara Harfiah
Setelah mengetahui beberapa versi doa iftitah, penting juga untuk mengetahui keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam doa tersebut. Berdasarkan informasi dari laman dream.co.id, berikut adalah beberapa keutamaan doa iftitah yang perlu diketahui:
1. Mendapatkan Pahala
Salah satu keutamaan utama dari membaca doa iftitah adalah mendapatkan pahala. Doa iftitah termasuk dalam kategori doa sunnah, sehingga jika kita melaksanakannya, kita akan mendapatkan pahala. Selain itu, meninggalkan doa iftitah tidak akan membuat kita berdosa.
Doa iftitah juga mengajarkan kepada kita untuk menyadari segala kesalahan yang telah kita lakukan dan memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa tersebut.
2. Doa Diangkat oleh Para Malaikat
Keutamaan kedua dari doa iftitah adalah bahwa doa ini diangkat oleh para malaikat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis, di mana Rasulullah bersabda:
“Aku melihat 12 malaikat bersegera menuju orang Muslim yang membaca doa iftitah, mereka saling berlomba-lomba untuk mengangkat doanya kepada Allah SWT.” (Hadis riwayat Muslim No. 1385)
3. Mendekatkan Diri kepada Allah
Keutamaan ketiga dari doa iftitah adalah sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketika kita membaca doa iftitah dalam sholat, kita juga memohon ampun kepada Allah. Selain itu, dalam doa iftitah terdapat permohonan petunjuk kepada Allah, yang dapat menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dengan mengetahui keutamaan-keutamaan doa iftitah ini, diharapkan kita dapat semakin termotivasi untuk melaksanakannya dalam setiap sholat kita. Membaca doa iftitah tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga membantu kita mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki hubungan spiritual kita dengan-Nya. Semoga kita senantiasa dapat melaksanakan doa iftitah dengan ikhlas dan konsisten dalam ibadah sholat kita. Wallahu a’lam bish-shawab.
Keutamaan Membaca Doa Iftitah Berdasarkan Hadis
Doa Iftitah memiliki keutamaan seperti amalan sunah lainnya. Dengan membaca doa Iftitah, seorang muslim akan mendapatkan pahala amalan sunah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan hadis shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, No. 209, yang menyatakan:
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku yang diamalkan oleh manusia, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.”
Mayoritas ulama berpendapat bahwa membaca doa Iftitah adalah amalan sunah, bukan wajib. Baik imam, makmum, maupun orang yang shalat sendirian (munfarid), disunnahkan untuk membaca doa Iftitah dalam semua jenis sholat, baik yang wajib maupun sunah. Namun, ada pengecualian di mana doa Iftitah tidak dibaca dalam sholat jenazah, sholat Id, dan beberapa jenis sholat lainnya. Hal ini dijelaskan dalam kitab Al Fiqh Al Manhaji Ala Madzhab Al Imam Asy Syafi’i.
“Membaca doa Iftitah tidak disunnahkan dalam sholat jenazah dan sholat fardlu jika waktu sholat masih cukup. Khawatir jika terlalu fokus pada membaca doa Iftitah sehingga waktu sholat habis.”
Menurut Mazhab Hambali, dalam sholat sunah yang memiliki lebih dari satu salam, seperti sholat tarawih, duha, dan rawatib, doa Iftitah dibaca setiap dua rakaat, tepatnya saat memulai sholat. Namun, ulama lain berpendapat bahwa membaca doa Iftitah cukup dilakukan saat memulai rangkaian sholat.
Dalam riwayat dari Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah SAW, beliau mengucapkan doa Iftitah saat melaksanakan sholat:
“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardla hanifan wa ma ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wa mahyaya wa mamatii lillahi rabbil ‘aalamiin, laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimin.”
Jika imam tidak membaca doa Iftitah, maka dianjurkan bagi makmum untuk tetap membacanya. Hal ini mengacu pada pandangan Mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa makmum sebaiknya tetap membaca doa Iftitah meskipun imam telah membaca bacaan surat dengan suara keras yang didengar oleh makmum.
Baca juga: Allahu Akbar: Tulisan Arab & Terjemahan.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari artikel biayapesantren.id di atas bahwa bacaan “Allahu Akbar Kabiro Walhamdulillahi Katsiro” adalah salah satu doa yang memiliki makna yang besar dan penuh dengan pujian kepada Allah SWT. Doa ini merupakan bagian penting dalam sholat yang dilakukan setelah takbirotul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Melalui bacaan ini, umat Muslim menyampaikan pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan rasa syukur yang mendalam atas segala nikmat-Nya.