Semua makhluk yang bernyawa tentu akan merasakan kematian, tidak terkecuali manusia. Ketika ada orang yang kita ketahui meninggal dunia, hal terbaik yang harus kita lakukan adalah mendoakan yang baik bagi si mayit. Doa untuk orang meninggal perempuan dan laki-laki sebenarnya tidak terlalu berbeda.
Doa yang dipanjatkan ketika mengetahui ada yang meninggal ada beragam pilihannya sesuai yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam hadist-hadist shohih. Ada doa yang cukup pendek dan doa yang sedikit panjang. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi adab bagi kita untuk mendoakan.
Doa Ketika Mendengar Kematian Seseorang
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam mengajarkan kepada umatnya doa saat ada orang meninggal dunia. Doa ini terutama harus dipanjatkan jika yang meninggal adalah sesama Muslim baik saudara, tetangga, teman hingga orang yang belum kita kenal ketika bertakziah.
Ketika mendengar seorang muslim meninggal dunia, Muslim dianjurkan membaca kalimat istirja. Kalimat istirja adalah kalimat yang diajarkan oleh Allah untuk dibaca ketika ada kaum muslimin yang sedang tertimpa musibah bukan hanya musibah kematian tapi juga sakit, kecelakaan, bencana alam dan lainnya.
Bunyi kalimat istirja adalah:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.
inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun
“Sesungguhnya semua ini hanyalah milik Allah, dan hanya kepadanya kami kembali.”
Kalimat istirja’ di atas diajarkan oleh Allah secara langsung melalui Al Quran di surah Al Baqarah ayat 156 yang berbunyi bahwa orang yang ketika ditimpa musibah maka mereka akan mengucapkan kalimat di atas.
Baca: Doa Allahumma Firlahu Warhamhu Laki-Laki & Wanita
الَّذِيْنَ اِذَاۤ اَصَا بَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۙ قَا لُوْۤا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِ نَّـاۤ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. (Al-Baqarah: 156)
Makna dari ayat di atas adalah kalimat istirja’ sesungguhnya adalah kalimat yang diucapkan kaum muslimin untuk menghibur dirinya ketika mereka tertimpa oleh musibah dalam bentuk apapun itu.
Kalimat istirja’ membuat kaum muslimin sadar bahwa sesungguhnya semua yang mereka miliki termasuk yang sedang diambil kembali oleh Allah adalah miliknya dan memang hanya kepada Allah kita kembali.
Allah sebagai pemilik segala sesuatu berhak memberlakukan pada hamba-Nya apapun yang Allah kehendaki. Makna kalimat istirja’ berikutnya adalah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala kebaikan yang dilakukan hamba-Nya meski hanya seberat biji dzarah pun di hari kiamat kelak.
Setelah membaca kalimat istirja’, lanjutkan dengan membaca kalimat doa di bawah ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً
Allahummaghfirli wa la hu (ha) wa’qibni min hu (ha) ‘uqbaa hasanah
“Ya Allah, ampuni diriku dan dia dan berikan kepadaku darinya pengganti yang baik.”
Catatan dalam membaca kalimat doa di atas adalah jika doa dipanjatkan untuk orang yang meninggal laki-laki, maka gunakan dhamir “hu” seperti pada lafadz Bahasa arab di atas.
Sementara jika yang meninggal perempuan, maka doa untuk orang meninggal perempuan menggunakan dhamir “ha” seperti dalam tanda kurung.
Doa ini berasal dari cerita Ummu Salamah radhiyallahu anha ketika suaminya, Abu Salamah wafat dan beliau mengadu kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Maka Rasulullah shalallahu alaihi wa salam pun bersabda kepada Ummu Salamah untuk membaca kalimat doa di atas.
Maka Ummu Salamah kemudian menjelaskan, bahwa ia kemudian membaca doa di atas dan Allah memberikannya ganti yang lebih baik yakni Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.
Baca: Allahumma Yassir Wala Tu’assir
Doa untuk Orang Meninggal Laki-Laki
Doa yang dijelaskan di atas adalah versi doa untuk orang meninggal laki-laki dan perempuan yang lebih pendek. Umumnya doa di atas diucapkan secara spontan ketika mendengar ada orang yang terkena musibah. Allah menjadikan doa di atas sebagai sandaran untuk siapapun yang sedang tertimpa musibah.
Doa untuk orang meninggal perempuan ataupun laki-laki sebenarnya sama, Anda hanya perlu mengganti dhamir (kata panggilan) di belakangnya saja yakni “hu” untuk laki-laki dan “ha” untuk perempuan. Di bawah ini menggunakan kata ganti “hu” karena untuk orang meninggal laki-laki.
اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Bacaan latin:
Allaahummaghfir lahu warham hu wa’aafi hii wa’fu anhu wa akrim nuzula hu wa wassi’ madkhola hu waghsil hu bilmaai wats-tsalji walbarodi wanaqqi hi minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minaddanasi wa abdil hu daaron khoiron min daari hi wa ahlan khoiron min ahli hi wazaujan khoiron min zaoji hi wa adkhil hul jannata wa ‘aidz hu min ‘adzaabil qobri wa fitnati hi wa min ‘adzaabin naar.
“Yaa Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilan rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, serta istri yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnah nya, dan dari siksa api neraka.”
Baca: Allahumma Shoyyiban Nafi’an
Doa untuk Orang Meninggal Perempuan
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَها وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيِرًا مِنْ دَارِهَا، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا، وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ
Bacaan latin:
Allaahummaghfir laha warham ha wa’aafi ha wa’fu anha wa akrim nuzula ha wa wassi’ madkhola ha waghsil ha bil maa-i wats-tsalji wal barodi wa naqqi ha minal khothooyaa kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minad danasi wa abdil ha daaron khoiron min daari ha wa ahlan khoiron min ahli ha wazaujan khoiron min zaoji ha wa adkhil hal jannata wa ‘aidz ha min ‘adzaabil qobri wafitnati hi wa min ‘adzaabin naar.
Artinya:
“Yaa Allah, ampunilah, rahmatilah, bebaskanlah dan lepaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah dia. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, cucilah dia dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan bagaikan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilan rumahnya dengan rumah yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, serta suami yang lebih baik dari yang ditinggalkannya pula. Masukkanlah dia ke dalam surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnah nya, dan dari siksa api neraka.”
Doa untuk orang meninggal perempuan menggunakan kata ganti dhamir “ha” seperti yang dituliskan pada lafadz doa di atas. Dhomir “ha” menunjukkan bahwa dia atau si mayyit adalah perempuan. Jika Anda belum hafal doa di atas, maka Anda bisa menghafalkan doa yang lebih pendek terlebih dahulu.
Bahkan, jika Anda belum bisa menghafal doa di atas sama sekali, Anda juga diizinkan untuk mendoakan mayit menggunakan Bahasa yang dikuasai. Isi doanya adalah meminta ampunan dan juga kasih sayang dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk orang yang meninggal.
Baca: Barakallah Fii Umrik
Keutamaan Mendoakan Orang yang Meninggal Dunia
1. Allah Memberi Ganti yang Lebih Baik Untuknya
Membaca doa untuk orang yang meninggal dunia maupun orang yang terkena musibah apapun itu seperti yang sudah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam di atas sesungguhnya memberikan kebaikan bagi orang yang memanjatkan doa itu sendiri dan juga yang meninggal.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan di dalam Hadits Riwayat Muslim No. 918 bahwa jika ada seorang muslim yang mengalami musibah, kemudian dia mengucapkan kalimat istirja’ dan doa meminta ganti yang lebih baik maka Allah pasti akan memberikannya ganti lebih baik.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} [البقرة: 156] ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, lalu dia mengucapkan kalimat seperti yang Allah perintahkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ (Al Baqarah: 156) ya Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka Allah akan memberikan ganti untuknya dengan yang lebih baik. (HR. Muslim 918)
2. Menjadi Sandaran dan Perlindungan Bagi Mereka yang Sedang Diuji
Sesungguhnya musibah bahkan kesenangan yang kita dapatkan di dunia ini adalah ujian, baik dan buruknya hal tersebut menurut manusia. Bagaimana kita menyikapinya adalah hal yang penting untuk dipahami.
Kalimat istirja’ dijadikan Allah sebagai kalimat sandaran bagi mereka yang sedang tertimpa musibah juga perlindungan untuk mereka yang menjalani ujian. Kalimat “innalillahi” merupakan kalimat tauhid atau pengakuan terhadap status kita sebagai hamba (ubudiyah) dan kekuasaan Allah.
Sementara kalimat berikutnya “wa inna ilaihi raji’uun” merupakan pengakuan kita sebagai makhluk yang akan binasa dan kembali kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan setiap perbuatan.
3. Menjadi Hak Orang Muslim Atas Muslim Lainnya
Mendoakan seorang muslim yang meninggal sangat dianjurkan atau bahkan diharuskan oleh setiap saudara muslim yang lain. Siapapun yang meninggal baik itu saudara, teman, tetangga hingga orang yang tidak kita kenal, sudah menjadi hak mereka untuk didoakan dan diantarkan hingga ke pemakaman.
Mengantarkan mayyit hingga ke pemakaman adalah hak dari seorang muslim atas muslim yang lain. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam hadist riwayat Muslim berikut.
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟، قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطِسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Artinya: hak orang muslim atas lainnya ada enam perkara yakni, bila bertemu maka ucapkanlah salam kepadanya, bila diundang maka penuhilah, bila minta nasihat (kebaikan) maka berilah nasihat, bila dia bersin dan membaca hamdalah maka doakanlah (yarhamukallah dan orang yang bersin membalas doa yahdikallah), bila ia sakit maka jenguklah dan bila ia meninggal maka iringkanlah.” (HR. Muslim)
4. Mendapat Kebaikan Serupa Seperti dalam Doa
Doa untuk orang meninggal perempuan dan laki-laki sesungguhnya adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan seorang muslim kepada muslim lainnya baik yang masih hidup maupun sudah meninggal.
Ketika seseorang memanjatkan doa berisi permintaan ampunan dari Allah kepada orang meninggal, sesungguhnya di saat yang sama malaikat sedang menaungi orang yang berdoa, mengaminkan doa tersebut dan mendoakan kebaikan yang sama ke orang yang berdoa.
Hal ini sebagaimana tertera di dalam HR Muslim No. 2733 yang mana malaikat akan mengucapkan “Semoga doa itu dikabulkan serta untukmu juga yang semisalnya” ketika seseorang berdoa bagi saudara muslimnya.
Membaca doa untuk orang meninggal perempuan atau laki-laki sangat dianjurkan dalam Islam terutama saat kita dengar berita duka atau sedang menyolatkan si mayit. Jika Anda memang belum hafal lafadz doa di atas, diperkenankan untuk berdoa dengan Bahasa sebisanya yang berisi permohonan ampun.