Riba secara bahasa dalam bahasa Arab bermakna kelebihan atau tambahan (az-ziyadah). Kelebihan atau tambahan ini konteksnya umum, yaitu semua tambahan terhadap pokok utang dan harta. Riba adalah salah satu perbuatan yang dilarang dan paling dibenci Allah. Pengharaman riba ini berdasarkan banyak dalil dalam nash syara. Salah satunya adalah firman Allah yang artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Al Baqarah: 275). Sebagai suatu yang haram, tentu pelakunya akan mendapatkan dosa.
Lantas apa saja sih dosa riba dalam islam? Penasaran Kan? Simak ulasan Pesantren Terbaik berikut ini:
1. Dosanya Seperti Menzinahi Ibu Sendiri
Dosa bagi para pelaku riba yang pertama adalah seolah menzinahi ibu sendiri. Bahkan dosa tersebut adalah dosa yang paling ringan. Coba bayangkan, kalau dosa yang paling ringan adalah seperti berzina dengan ibu sendiri, lantas sebesar apakah dosa riba yang paling berat. Tentu sangat besar sekali bukan? Hal ini sebagaimana sebuah riwayat:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Riba itu mempunyai tujuh puluh tingkatan, yang paling ringan adalah seperti seseorang yang berzina dengan ibunya.” (HR Ibnu Majah)
2. Mendapatkan Siksaan Hebat di Akhirat
Berikutnya, para pemakan riba juga akan mendapatkan siksaan yang sangat hebat di akhirat. Mereka tidak akan selamat dari siksaan akhirat jika tidak segera bertaubat di dunia. Digambarkan dalam sebuah riwayat, bahwa perut pelaku riba di akhirat akan diisi dengan ular, yang mana ular tersebut dapat dilihat dari luar. Ngeri sekali kan? Berikut hadisnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى قَوْمٍ بُطُونُهُمْ كَالْبُيُوتِ فِيهَا الْحَيَّاتُ تُرَى مِنْ خَارِجِ بُطُونِهِمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرَائِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ أَكَلَةُ الرِّبَا
Artinya: Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada malam Isra mi’raj aku mendatangi suatu kaum, perut mereka seperti rumah-rumah yang dihuni oleh ular dan dapat dilihat dari luar perut-perut mereka. Aku pun bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” ia menjawab, “Mereka adalah pemakan riba.” (HR Ibnu Majah)
3. Lebih Besar Daripada Dosa Zina
Di poin sebelumnya, telah disinggung bahwa dosa zina lebih besar daripada menzinahi ibu sendiri. Nah hal ini juga selaras dengan riwayat lain yang menyebutkan: “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui bahwa di dalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar dari melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR Ahmad)
Untuk diketahui, satu dirham sekarang jika dikorvensikan ke rupiah adalah sekitar 73.500 rupiah. Coba bayangkan, jika memakan harta riba yang setara dengan satu dirham saja dosanya setara dengan berzina 36 kali, maka bagaimana dengan memakan riba hingga berjuta-juta seperti yang dilakukan kebanyakan orang di zaman sekarang.
Namun, jangan sampai juga kita melakukan zina karena dosanya lebih kecil dari riba ya. Hehehe…
4. Setiap Doanya Tidak Akan Dikabulkan
Karena transaksi riba adalah sebuah keharaman, maka seluruh harta yang dihasilkan dari riba adalah harta haram. Baik itu yang berupa rumah, kendaraan, uang, properti, pakaian, hingga makanan. Nah dalam islam setiap orang yang memakan dari harta haram, maka seluruh doanya tidak akan dikabulkan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW:
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ…
Artinya: … Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,” namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan kenyang dengan sesuatu yang harom, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?.” (HR. Muslim)
5. Kekal di Nerakanya Allah
Para pemakan riba, mereka juga akan kekal dan abadi di nerakanya Allah. Jika mereka tidak segera meninggalkan perbuatannya dan bertaubat kepada Allah, maka sudah hampir dipastikan tempat kembalinya adalah neraka. Na’udzubillaahi min dzalika. Hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya:
“…Barangsiapa mengulangi (riba), maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (TQS Al Baqarah: 275-276)
6. Gila Karena Kemasukan Syaitan
Bahaya berikutnya bagi pemakan riba adalah disamakan dengan syaitan. Orang yang memakan riba seolah-olah kerasukan syaitan di dalam jiwanya, sehingga ia menjadi gila. Allah berfirman:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itudisebabkan mereka berkata (berpendapat) bahwa sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (TQS Al Baqarah: 275)
7. Dilaknat Oleh Baginda Rasulullah
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia. Tentu setiap muslim sejatinya akan bercita-cita untuk bertemu dengan beliau di surga kelak. Namun apakah beliau mau bertemu dengan para pemakan riba? Jawabannya adalah tidak. Bahkan justru beliau sangat melaknat para pelaku aktivitas riba. Sebagaimana sebuah riwayat yang menyebutkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya.” Dia berkata, “Mereka semua sama.” (HR Muslim)
8. Tenggelam di Sungai Darah
Pemakan riba juga digambarkan sedang tenggelam di sungai darah kelak. Hal ini berdasarkan sebuah riwayat: …”Lelaki yang di pinggir sungai melempar batu ke mulutnya hingga berdarah dan kembali seperti semula. Aku (Rasulullah) bertanya, apa ini? salah seorang lelaki yang bersamaku menjawab, yang engkau lihat dalam sungai darah itu adalah pemakan riba”. (HR Al Bukhari)
9. Mengundang Azab Allah
Dosa terakhir yang mungkin bisa dikatakan paling berbahaya adalah, para pemakan riba akan mengundang azab Allah atas sebuah wilayah. Maknanya, dosa riba yang dilakukan seorang individu akan berefek bagi masyarakat lainnya. Suatu wilayah atau daerah bisa saja terkena azab karena sebagian penghuninya adalah pemakan riba. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Apabila telah marak perzinaan dan praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim).
Karena itu untuk terhindar dari azab yang diakibatkan praktik riba, dibutuhkan peran serta masyarakat yang saling mengingatkan satu sama lain. Semoga kita semua terhindar dari setiap Azab Allah Swt. Wallaahu A’lam
Baca juga: