Irama hijaz adalah salah satu dari 7 irama Al Qur’an yang paling terkenal di Indonesia. Jika Anda sedang mencari seputar informasi tentangnya, maka tepat sekali jika Anda datang ke artikel ini. Disini kami akan mengajak Anda untuk mengenal lebih dekat dengan irama Qur’an yang berasal dari negeri hijaz tersebut.
Pengertian Irama Hijaz
Sesuai namanya, irama hijaz merupakan lagu bacaan Qur’an yang berasal dari negeri Hijaz, yaitu Makkah dan Madinah. Irama ini menggambarkan tempat asalnya berupa tarikan khas ketimuran, terkesan sangat indah, lagunya asli mendasar, dan juga sebagian orang mengatakan lagu ini sering dikumandangkan oleh penggembala onta di padang pasir. Karena itu irama ini sangat cocok bagi mereka yang gemar mendengarkan musik ketimuran abad pertengahan.
Selain itu, irama ini juga dikenal dengan alunan yang tegas dan bersemangat. Ia biasanya sesuai dengan man-mana tabaqot untuk ayat doa, perintah dan marah atau amaran. Pergerakan alunannya tidak begitu fleksibel seperti irama lainnya, akan lain tetapi ia bersifat lincah dan menghidupkan persembahan.
Karena itu, irama ini sangat cocok dan sesuai dengan para Qari yang mempunyai suara yang tinggi serta lantang. Terutama apabila ayat-ayat yang dibaca bertujuan untuk menegaskan maksud dari ayat al-Quran. Misalnya seperti ayat tentang perintah atau ancaman bagi orang kafir.
Kemudian, suatu hal baru yang diciptakan tentu memiliki sifat dan kegunaan. Tak terkecuali dengan irama hijaz. Ia juga memiliki sifat dan kegunaan yang sangat berarti dalam membaca Al Qur’an agar semakin nikmat didengar. Berikut ini sifat dan kegunaan irama hijaz:
Sifat-sifat Lagu Hijaz :
- Mempunyai gerak lembut tapi terkesan.
- Mempunyai ketegasan dan bersemangat.
- Dapat disesuaikan dengan tingkatan suara.
- Lebih sesuai dengan ayat yang menunjukkan perintah, teguh dan marah.
Kegunaan lagu Hijaz :
- Memberi semangat kepada persembahan bacaan yang sepenuhnya.
- Memberi kepuasan kepada pembaca dan pendengar.
- Membawa pada ketegasan nada dan kefashihan bacaan.
Sejarah Irama Hijaz
Sejatinya Al Qur’an telah dilagukan sejak zaman Nabi SAW, bahkan beliau sendiri lah yang melagukan Qur’an dengan suaranya yang indah dan merdu. Abdullah bin Mughaffal pernah mengilustrsikan suara Rasulullah dengan terperanjatnya unta yang ditunggangi Nabi ketika Nabi melantunkan surah Al Fath.
Kemudian, para sahabat juga memiliki minat yang besar terhadap melagukan Al Qur’an. Sejarah mencatat sejumlah sahabat yang berpredikat sebagai qari’, diantaranya adalah : Abdullah Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari.
Disusul berikutnya pada periode tabi’in, tercatat Umar bin Abdul Aziz dan Safir Al Lusi sebagai qari’ kenamaan. Sedangkan periode tabi’ tabi’in dikenal nama Abdullah bin Ali bin Abdillah Al Baghdadi dan Khalid bin Usman bin Abdurrahman.
Kendati di masa awal Islam sudah tumbuh lagu-lagu Al Quran, namun perkembangannya tak bisa dilacak dikarenakan tidak ada bukti kuat yang dapat dikaji secara lebih mendalam. Hal ini dimungkinkan karena pada saat itu belum ada alat perekam suara. Karena itu transformasi seni baca Al Quran berlangsung secara sederhana dan turun temurun dari generasi ke generasi. Selain itu, sejarah pun tak mencatat perkembangannya pasca generasi tabi’ tabi’in.
Singkat cerita, seni baca Al Quran baru menampakkan perkembangannya pada awal abad 20 M yang berpusat di Makkah dan Madinah serta di Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslim terbesar yang sangat aktif mentransfer ilmu-ilmu agama (termasuk nagham) sejak awal 19 M.
Hingga hari ini Makkah dan Mesir merupakan kiblat nagham dunia. Masing-masing kiblat memiliki karakteristik tersendiri. Dalam makkawi dikenal lagu Banjakah, Hijaz, Mayya, Rakby, dan Dukkah. Sementara untuk aliran mishri dikenal Bayyati, Hijaz, Shoba, Rasht, Jiharkah, Sikah, dan Nahawand.
Adapun para qori yang menjadi pionir irama hijaz dan irama dari Makkah lainnya adalah KH Arwani, KH Sya’roni, KH Munawwir, KH Abdul Qadir, KH Damanhuri, KH Saleh Ma’mun, KH Muntaha, dan KH Azra’i Abdurrauf. Kala itu irama hijaz sangat digandrungi karena liriknya yang sangat sederhana dan relatif datar.
Tingkatan Irama Hijaz
Dalam praktik penggunaannya irama dari Makkah ini dipakai setelah nahawand, maka awal maqom hijaz hendaknya dimulai sama dengan akhir nada jawab nahawand sebelumnya. Karena jika tidak, maka kemungkinan nada sumbang dapat terjadi. Dan hal tersebut tentu menjadi sebuah kesalahan yang dapat mengurangi keindahan irama ini.
Kemudian, ada beberapa tingkatan irama hijaz yang harus diketahui oleh setiap qori atau siapapun yang ingin bergelut dengan irama ini. Berikut tingkatannya:
- Awal Maqom
- Hijaz Kar
- Hijaz Kar dan Kur
- Alwan Hijaz
Contoh Bacaan Irama Hijaz
Lantas, seperti apakah irama hijaz yang baik dan benar sesuai kaidah? Dan bagaimanakah cara belajar irama ini secara otodidak? Berikut ini beberapa link youtube yang dapat Anda jadikan sebagai contoh dalam belajar hijaz:
1. Belajar irama hijaz bersama Ust Muzammil Hasballah
2. Belajar irama hijaz bersama Ust Agus Al Husna
3. Belajar hijaz bersama Ustadzah Yosi Nofita Sari
4. Belajar hijaz bersama Ust Feriza Hasan
5. Lantunan irama hijaz oleh Syaikh Bandar Balilah
Demikian informasi seputar irama hijaz. Semoga Allah Swt. memberikan kita keistiqomahan dalam belajar dan mengajari Al Qur’an. Wallaahu a’lam
Baca juga:
Mengenal Macam-macam Irama Al Quran yang Indah
Mengenal Irama Bayati: Pengertian, Sejarah, dan Tingkatannya