Sebagai santri tentu terkadang kamu akan mendapatkan jadwal ceramah. Jika kamu bingung mencari tema yang pas, kami telah menulis beberapa ceramah santri tentang cinta yang mungkin dapat kamu jadikan sebagai materi ceramahmu di pondok.
Mari Cinta Kepada Allah
Teman teman sekalian…
Allah Swt telah menanmkan rasa cinta di setiap manusia. Dengan cinta inilah kehidupan manusia tetap terjaga hingga saat ini. Cintalah yang menjadikan hidup ini penuh dengan warna. Cinta inilah yang membuat kita disayang dan dirawat oleh orang tua kita. Tanpa cinta, tentu dunia ini akan penuh dengan kebencian dan kesemrawutan. Tidak akan ada kasih sayang dan persahabatan. Bahkan, tanpa cinta mungkin umat manusia telah punah.
Karena itu, sudah seharusnya kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan nikmat cinta tersebut. Dan perwujudan rasa syukur tersebut diwujudkan dengan cara mencintai Allah. Mencintai Allah? Untuk apa kita mencintai Allah?
Teman-teman sekalian…
Mencintai Allah merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan seorang muslim. Bahkan, kita yang merupakan seorang muslim sudah seharusnya untuk mencintai-Nya lebih dari apapun. Cintailah Allah dengan ketulusan dan keikhlasan, niscaya Allah akan mencintai kita.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang mencintai berjumpa Allah, Allah mencintai berjumpa kepadanya, sebaliknya siapa yang membenci berjumpa dengan Allah, Allah pun membenci berjumpa dengannya.”(HR. Bukhari)
Dari hadits yang sudah saya bacakan tadi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa siapapun yang mencintai Allah, maka Allah pun akan mencintai seorang hamba tersebut. Adapun wujud cinta Allah tersebut berupa lancarnya rizki, taufiq dan maghfiroh yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebaliknya, jika kita membenci Allah, maka Allah pun akan membenci kita. Na’udzu billaahi min dzalika
Teman teman sekalian…
Lantas bagaimana sih perwujudan cinta kepada Allah? Apakah dengan kita mengungkapkannya di dalam doa? Atau seperti apa? Untuk menjawab pertanyaan ini, Allah sendiri telah berfirman dalam Al Qur’an yang artinya:
“Katakanlah (Muhammad) jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (TQS. Ali-Imran : 31)
Di dalam ayat ini, Allah dengan tegas menyebut bahwa perwujudan cinta seorang hamba kepada-Nya adalah dengan mengikuti ajaran dan tuntunan Rasul. Dalam hal ini maknanya adalah dengan mentaati setiap perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
Karena itu jika kita cinta kepada Allah, maka teruslah beramal shaleh serta meninggalkan setiap apa-apa yang telah Allah dan Rasul larang. Isilah waktu kita dengan kegiatan yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Misalnya dengan rajin membaca kitab kuning, menghafal Qur’an, manut kepada kyai, dan yang semisalnya.
Sekian dan terima kasih…
Santri, Kok Pacaran???
Teman-teman yang dimuliakan oleh Allah…
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, Allah Swt. telah mengaruniakan naluri cinta dan kasih sayang kepada setiap manusia. Naluri tersebut mendorong setiap manusia untuk memenuhi naluri tersebut. Salah satu wujudnya adalah perasaan cinta dan sayang terhadap lawan jenis.
Sebagai seorang santri yang juga manusia biasa, amatlah wajar jika kita ingin memenuhi naluri cinta dan kasih sayang tersebut. Karena itu tentu masing-masing diantara kita telah memiliki pujaan hati yang sesuai dengan keinginan. Diantara kita mungkin ada yang mencintai wanita karena parasnya, ilmunya, kebaikannya, dan berbagai alasan lainnya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,
Teman-teman sekalian…
Tidak ada yang salah jika kita telah memiliki rasa kepada seorang wanita. Hanya saja yang mesti diperhatikan adalah bagaimana cara kita dalam mengelola perasaan tersebut.
Sebagai seorang muslim, tentu kita terikat dengan aturan dan ketentuan yang telah Allah tetapkan. Dia telah mengatur seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali masalah percintaan. Allah menetapkan bahwa perasaan cinta kepada lawan jenis merupakan fithrah pada setiap diri manusia. Dia menetapkan bahwa wujud percintaan tersebut hanya bisa dilakukan dengan jalan pernikahan.
Karena itu, Allah melarang setiap perwujudan cinta yang tidak mengarah kepada pernikahan, termasuk pacaran. Pacaran merupakan suatu aktivitas yang telah dilarang Allah. Hal ini karena pacaran merupakan aktivitas yang mendekati zina. Allah berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, karena zina itu merupakan perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (TQS: Al Isra: 32)
Teman-teman sekalian…
Bersabarlah! Kita ini masih muda, belum waktunya kita untuk membahas masalah cinta dan pernikahan. Jika kita ada rasa kepada seseorang, tahanlah perasaan tersebut. Alihkanlah perasaan tersebut kepada hal-hal yang positif yang dapat menunjang hidupmu. Misalnya alihkan dengan perbanyak membaca Al Qur’an, membaca buku, berolahraga, mengaji, dzikir, dan berbagai kegiatan positif lainnya.
Insya Allah, perasaan tersebut akan teralihkan dengan sendirinya. Kuy stop pacaran!
Sekian dan terima kasih…
Cintai Ibu Kita
Teman teman sekalian…
Sebagai santri yang juga merupakan seorang anak kita memiliki kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu. Hal ini karena ibu merupakan orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita. Dia telah bersusah payah selama 9 bulan untuk mengandung kita di dalam perutnya. Dia juga yang sejak kecil mengajarkan kita banyak hal.
Karena itu dalam sebuah riwayat disebutkan: “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari)
Teman teman sekalian…
Yang menjadi pertanyaan adalah dengan cara seperti apa kita dapat berbakti kepada ibu? Beberapa diantaranya seperti melakukan perintah ibu selama itu tidak bertentangan dengan perintah Allah, membantu pekerjaan rumah saat sedang pulang ke rumah, membanggakannya dengan rajin belajar, sesekali berikan ia hadiah, dan berbagai cara lainnya.
Kemudian cara lain yang dapat kita lakukan untuk dapat berbakti kepada ibu adalah dengan cara mendoakannya \agar senantiasa diberi kesehatan, diampuni dosa-dosanya, diberikan keberkahan rizki, dan dimudahkan dalam segala urusan.
Untuk itu saya ingin bertanya kepada fulan yang disebelah sana boleh? “Pernahkah kamu mendokan ibumu? Berapa kali dalam sehari? Tidak perlu dijawab sebab itu urusan kamu pribadi.
Untuk itu marilah kita bersama-sana membacakan doa untuk orang tua kita.
رَّبِّ اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً
Artinya: “Ya Allah ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuakau, sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangi di waktu kecil. Aamiin.”
Sekian dan terima kasih.
Demikianlah beberapa ceramah santri tentang cinta, semoga ceramah-ceramah yang sudah kami tulis dapat bermanfaat ya.
Baca juga: