Mungkin tidak semua santri merasakan budug, kudis, atau istilah ilmiahnya scabies. Tapi, sulit dibantah bahwa banyak santri yang mengalaminya, termasuk saya juga pernah. Lantas, kenapa santri budug itu banyak?
Kenapa Santri Budug?
Sebelum menjawab penyebab santri budug, mungkin kita perlu pahami dulu apa itu budug atau scabies. Ringkasnya, penyakit ini dicirikan dengan gejala-gejala berikut:
- Gatal gatal yang biasanya terasa makin menjadi saat malam
- Ketika lokasi gatal digaruk, bisa muncul luka, keropeng, bahkan infeksi
- Bentol atau bisa jadi ada lepuhan
- Kulit berkerak atau bersisik
- Kulit merah dan ada ruam
Penyebab budug ini adalah kutu bernama ilmiah sarcoptes scabiei. Keberadaan kutu inilah yang memicu segala kegatalan itu bisa Anda alami.
Nah, bahanya, kutu ini mudah sekali menyebar dan menular kepada orang lain. Proses penularan itu biasanya terjadi karena adanya kontak baik langsung maupun tak langsung antara penderita dengan orang yang tertular.
Di kalangan santri, penularan ini biasanya lebih cepat dan menyebabkan penderitanya bisa banyak. Proses penularannya bisa terjadi dalam peristiwa berikut:
- Sering kontak secara langsung, sentuhan fisik antara yang sudah kena budug dan yang belum.
- Santri budug menularkan kutu ketika menggunakan pakaian atau handuk yang sama dengan yang belum kena budug.
- Sering menggunakan barang-barang tertentu secara bersama, antara yang sudah kena dan belum.
- Saling numpang tempat tidur, misalnya yang sudah budug tidur di kasur yang belum.
- Suka tidur berdekatan.
Sebagai santri yang hidup sekamar dalam jumlah banyak, akan sangat sulit jika tidak melakukan hal-hal pemicu penularan di atas. Maka, sangat wajar jika ada santri yang kena meskipun secara pribadi sudah berusaha menjaga diri dengan hidup lebih higienis.
Budug itu Berkah, Kata Kiai
Memandang fenomena budug ini, ada sebagian kiai yang berpesan bahwa sebenarnya budug itu membawa berkah.
“Jika sudah kena budug atau gatal-gatal, maka itu tandanya santri sudah betah dan nanti ilmu akan lebih mudah masuk,”
Percaya tidak percaya, dawuh dari kiai di pesantren memang seringkali ada benarnya juga. Bahkan jika dipikir-pikir secara logika, ucapan kiai itu memang masuk akal.
Begini logikanya:
- Jika santri sudah budug, artinya sering menggunakan pakaian atau hal hal secara bersama dengan teman teman sekamar. Hal itu tandanya, santri sudah punya banyak teman dekat dan betah di pesantren.
- Ketika santri sudah nyaman karena banyak teman dan betah, otomatis psikologis dalam menerima ilmu juga jadi lebih mudah.
Bisakah Menghindari Budug?
Sebenarnya bisa saja. Tapi menurut saya, ini perlu peran dari pengelola pesantren. Jadi, upayanya tidak bisa dilakukan oleh individu santri.
Soalnya, walaupun ada santri yang sudah berusaha menghindari budug, tapi misalnya teman sekamarnya tetap ada yang jorok, resiko tertular pasti ada.
Lain halnya jika pengelola pesantren dengan tegas membuat aturan pengelolaan kamar dan disiplin santri dalam menjaga kebersihan. Pasti, santri yang jorok akan berkurang atau bahkan bisa jadi tidak ada.
Benar, kan?
Nah, demikianlah penjelasan tentang kenapa budug dan beberapa pembahasan berhubungan lainnya,