Kitab Jaliyatul Kadar dan Ashlul Qadar PDF adalah versi digital dari kitab karangan Sayyid Ali Hasan Al-Barzanji (1720-1785). Kitab ini diberi catatan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki untuk menandai nama-nama ahli badar agar tidak keliru saat dibaca.

Beliau menambahkan syiir pada bagian Muqaddimah Kitab tersebut yang bernama lengkap Jaliyatul Kadar Bi-Ashabi Sayyidil Mala’ikati wal Basyar. Kemudian menjadi rujukan bagi Kyai Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin Al-Bantani untuk menyusun Kitab Ashlul Qadar fi Khasha’ili Ahlil Badar.

Daftar Isi

Peristiwa Perang Badar

Perang Badar adalah perang besar pertama kaum muslim yang terjadi di tanggal 17 Ramadhan 2 H atau 13 Maret tahun 624 M. Pada perang tersebut kaum muslim hanya berjumlah 313 pasukan dalam melawan pasukan Quraisy dari Mekkah dengan jumlah 1.000 prajurit, berikut ini kisahnya.

1. Latar Belakang Perang Badar

Terjadi Nya perang badar bersamaan dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin pada 622 Mi. Kisah ini bahkan diabadikan dalam Al-Qur’an pada beberapa ayat dalam surat Al-Imran 123-126. Badar sendiri merupakan nama dari sumber mata air yang berada di antara Madinah dan Mekah.

Pada awalnya tersebar kabar bahwa di Kota Madinah terdapat kabilah b kaum Quraisy yang beranjak dari Syam. Kabilah tersebut membawa unta sebanyak 1.000 ekor dan barang perniagaan lainnya.

Kaum muslim kemudian menghalangi perjalanan kafilah dagang yang membawa barang dagangan Quraisy dari Syam yaitu kafilah Abu Sufyan. Hal ini dilakukan karena umat Islam ingin mengambil harta mereka yang pernah direbut oleh kaum Quraisy.

Meskipun sebenarnya perang badar ini dilakukan kaum muslim untuk menunjukan kekuatan yang dimiliki oleh kaum muslimin. Kendati demikian, perang ini dilakukan bukan untuk memperoleh kekayaan maupun kesenangan pribadi. Melainkan untuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru alam.

2. Pasukan Kaum Muslim dan Kaum Quraisy

Pada saat peperangan, kaum muslim mengambil tempat yang ditentukan oleh Nabi SAW yaitu dekat dengan sumber air. Rasulullah SAW mengambil lokasi yang strategis dengan memanfaatkan tempat yang strategis kawasan Badar yang dekat dengan mata air.

Di lokasi peperangan Saad bin Muadz menjadikan gundukan tanah sebagai tempat Nabi SAW dalam mengawasi jalannya peran dan memantau pergerakan pasukan dari kaum Quraisy. Saat itu Nabi SAW memimpin secara langsung dalam perang melawan kaum Quraisy.

Sedangkan jumlah pasukan kaum muslim hanya berjumlah 313 orang dengan 6 baju perang, 8 pedang, 70 ekor unta serta 2 ekor kuda. Sedangkan pasukan lawan yaitu 1.000 orang dengan 600 persenjataan lengkap, 700 unta dan 300 kuda.

Dalam pasukan Quraisy terdapat juga Keluarga Nabi SAW dari Bani Hasyim yang merupakan paman nabi, yaitu Hakim, Abbas bin Abdul Muthalib,dan yang lainnya. Karena perang badar ini diluar perkiraan sehingga pasukan umat Islam hanya 313 orang.

3. Strategi Perang Nabi

Nabi SAW tidak berputus asa, kemudian beliau merancang strategi untuk menghadapi Quraisy. Dalam strateginya tersebut kaum muslim membentuk formasi rapat dan memerintahkan untuk menguasai sumur-sumur di sekitar lokasi untuk membatasi ketersediaan air bagi kaum Quraisy.

Strategi lainnya yaitu ketika perang dimulai, kaum muslim tidak menyambut dengan serangan fisik secara langsung. melainkan serangan dari jarak jauh dengan menembakan panah dari kejauhan, kemudian pertempuran sengit dilakukan.

Setidaknya 50 orang pemimpin pasukan Quraisy berjatuhan termasuk juga Abu Jahal dan sisanya melarikan diri. Sedangkan dari kaum muslim korban yang meninggal 14 orang dan mengalahkan 1000 pasukan kaum Quraisy. Sehingga dalam perang ini kaum muslim meraih kemenangan.

4. Ahli Badar dalam Kitab Jaliyatul Kadar dan Ashlul Qadar

Kaum muslim menang telak atas pasukan Quraisy. Tentunya hal ini tidak terlepas dari pertolongan Allah, strategi yang dibuat oleh Rasulullah dan semangat para pasukan kaum muslim. Beberapa nama ahli Badar ini tulis dalam Kitab Jaliyatul Kadar dan Ashlul Qadar PDF yaitu:

Nabi Muhammad SAW
Abu Bakar As-Shiddiq
Umar bin Al-Khattab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Thalhah bin ‘Ubaidillah